Berkeriau Sendiri
Singkat cerita, bukan salah embun untuk membulat dengan banyak bulatan dimuka daun, seraya berucap selamat pagi. Seperti sikapmu yang abahui, yang ditarik ke arah tertentu supaya rebah. Dari timur, sangat bersemangat untuk bertemu. Mengajak untuk bergegas Bahagia Bersama. Rencana pagi yang membahagiakan, sebelum bertemu perundung rasa yang sudah dihindari terlalu lama. Saya berpikir, sudah umur dua puluh lima tahun. Bahan obrolan yang menjatuhkan masih saja menjadi guyonan yang khas. Jika dibalas nada aka meninggi, tanda kalah. Tetapi sebagai lelaki dia takut untuk terlihat tidak kuat. Pernah bilang bahwa akan menjadi berwibawa jika bisa memurungkan jiwa Bahagia supaya terlihat adikuasa. Bagaimana bisa menjadi kuat tetapi cara berpikirnya masih primitif. Aram temaram seperti waktu itu. Berantem di tenda kemah. Tanpa berkeriau (berteriak memkik) kupegang bahunya kutahan sekuat tenaga. Berani karena ramai, sendiri bak ayam sayur. Tanpa melewati senja yang menyenangkan, waktu berjal...