ch 3- Merasa Dingin Sendiri
Setiap keping kisah yang jatuh retak. Antara gelas dan lantai mempunyai romantisnya sendiri. Jangan bandingkan kisah antara bunga dan lebah. Tuhan bilang hidup ini berwarna, jika kamu putih aku merah muda. Meratapi perasaan terlalu dalam, bila tumbuh satu sisi. Diantara dua ruang kasih yang sama-sama terbuka dengan masa lalu. Hujan membasahi raut wajah yang penuh ego, mendinginkan amarah dalam kemarahan, kemesraan sepasang melati itu. Apa ini waktu yang selalu datang saat kegagalan hubungan datang? Dimana berkata menjadi bertanya. Mengalah menerka salah yang tidak salah Kamu berjalan sendiri dalam balutan doa dan kasihku. Melepuh jadinya hatinya, pesan terakhirmu terpikir setiap kedipan mataku. Menangis tiada berguna, Lelucon tentang rasa yang dingin selalu menjadi-jadi. Dalam perjalanan itu, di utara alun-alun. Hanya ingin duduk berdua dan berkata, Bahwa semua harus dibicarakan bukan menghilang tanpa pamit. Jika hatimu sudah tertaut dalam kenyamanan. Ijinkan aku tenggelam dalam rindun...